Assalamualaikum...

Akhir-akhir ini saya sering mendapatkan pertanyaan-pertanyaan seputar memilih produk untuk ibu hamil. "Selama hamil, boleh pake skincare gak?" "Kalo produk A bahaya gak dipake selama hamil?" "Katanya selama hamil gak boleh pake apa-apa ya bahkan sabun cuci muka juga jangan dipake?" dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan seperti tu.

Well, saya juga bingung kenapa pertanyaan-pertanyaan ini sering muncul akhir-akhir ini? Apa karena orang-orang ini tau saya sedang hamil? Padahal saya ini seorang bidan yang seharusnya sudah tidak asing lagi dengan pertanyaan seperti ini yaaa dan sedikitnya sudah tau lebih banyak juga jauh sebelum saya hamil. Faktanya, saya sendiri juga baru aware ketika saya sendiri yang hamil. Biasanya kalau ada pasien-pasien yang bertanya, saya suruh konsul ke dokter kulit aja biar gak salah, hehehe. 

(Baca: 5 Basic Skincare For Beginner)

Kali ini saya ingin sharing ilmu yang saya dapatkan dari hasil belajar dari beberapa sumber yang Insya Allah saya percayai. Tapi sebelumnya saya jelaskan bahwa disini saya bukan ahli kecantikan ataupun ahli kandungan. Saya hanya ingin berbagi tips dalam memilih produk skincare selama hamil. Ada baiknya untuk berkonsultasi kembali dengan dokter ahli untuk informasi yang lebih akurat.

--------

Saat memilih produk skincare, cara yang paling mudah dilakukan untuk mensortirnya adalah melihat ingredients atau komposisi dari sebuah produk, karena kita tidak bisa men-generalisasi-kan satu brand A berbahaya ataupun aman dipakai oleh ibu hamil. Oleh sebab itu, kita harus tahu kandungan apa saja yang tidak diperbolehkan untuk digunakan saat hamil.

Generally, semua produk yang dijual di pasaran itu aman. Disini dalam artian yang sudah memiliki ijin edar alias yang sudah memiliki nomor BPOM ya, bukan produk-produk krim abal-abal yang sering dijual di online shop. Yang perlu diperhatikan adalah ya itu dari ingresientsnya tadi. 

Disini saya akan menggunakan highlight merah untuk kandungan yang berbahaya, kuning untuk yang dibatasi atau masih kontroversi penggunaannya dan hijau untuk yang dikatakan aman.

BHA (Beta Hydroxy Acid) 

BHA atau Salycilic Acid (asam salisilat) ini adalah salah satu chemical exfoliation yang fungsinya mengangkat sel kulit mati dan membantu masalah jerawat. Kandungan ini sering ditemukan di produk-produk anti jerawat dan di produk whitenning. Sebenarnya ada sumber yang menyebutkan bahwa salycilic acid masih aman digunakan jika penggunaannya dalam kadar kurang dari 2%. Namun, untuk lebih menjaga keamanan dan kesehatan janin kita ada baiknya kandungan ini dihindari saja. Karena tidak semua produk mencantumkan berapa persen kandungan BHA yang ada di produk tersebut.

Jika kita terbiasa menggunakan produk exfoliator atau ingin menggunakan produk acid, bisa memilih jenis acid yang lain seperti AHA (biasanya dalam bentuk Glycolic Acid, Lactic Acid) sebagai alternatif lain yang sudah diteliti memiliki resiko lebih kecil untuk digunakan oleh ibu hamil karena penyerapan secara sistemiknya lebih sedikit. Namun demi keselamatan, ada baiknya untuk membatasi penggunaan AHA atau justru tidak digunakan sama sekali, karena sebenarnya kandungan ini masih pro dan kontra.

Retinol

Retinol ini adalah turunan vitamin A, biasanya ditemukan di produk anti-aging, acne treatment, dan produk-produk yang meng-claim dapat menghilangkan pigmentasi di kulit. Tapi tidak semua produk anti-aging mengandung retinol ya, jadi coba di cek dulu ingredients-nya saja. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa vitamin A dosis tinggi sangat berbahaya bagi janin. Jadi, ada baiknya untuk menjauhi dulu produk-produk yang mengandung retinol. By the way, turunan vitamin A ini ada banyak jenisnya, diantaranya tretinoin, alitretinoin, retin-A, retinoic acid, retinyl linoleate, retinyl palmitate, dan bexarotene.

Benzoyl Peroxide

Kandungan ini biasanya ditemukan di obat jerawat atau obat totol jerawat. Menurut sumber yang saya baca, benzoyl peroxide ini hanya diserap sebanyak 5% melalui kulit, sehingga sumber lainnya pun menyebutkan bahwa kandungan ini masih aman digunakan bila presentasenya kurang dari 5%. Tetapi kembali lagi, karena kandungan ini beresiko bagi janin, ada baiknya untuk menjauhi dulu produk-produk yang mengandung benzoyl peroxide.

Hydroquinon

Nah untuk kandungan ini sebenarnya saya pribadi masih pro-kontra juga. Karena saya mendapati artikel (baca disini) yang mengatakan hydroquinon berbahaya bagi kehamilan dan artikel tersebut mengutip dari pernyataan FDA (Food and Drugs Administration). Namun, dari berbagai sumber yang saya dapatkan (yang saya percayai juga), berdasarkan data yang ada, penggunaan hydroquinon selama hamil ini tidak terkait dengan adanya peningkatan resiko atau efek samping lainnya (baca disini). Malah, sumber lain menyatakan bahwa hydroquinon ini aman digunakan (baca disini). Jujur saja saya belum mendapatkan sumber dari FDA sendiri, sehingga saya mengkategorikannya ke dalam kategori kuning. Saya sendiri sih lebih baik menghindari saja kandungan yang masih kontroversional seperti ini ya, karena tidak ada salahnya demi keselamatan bayi kita, kita tidak menggunakan produk dengan kandungan ini setidaknya selama hamil.

(Baca: Cerita Pengalaman Kehamilan Pertama)

Antioxidant

Bentuk antioxidant yang biasa kita temui adalah vitamin B (niacinamide), vitamin C, dan vitamin E. Kandungan ini lebih sering ditemukan di dalam bentuk serum. Untuk kandungan antioxidant ini, belum ada penelitian yang menunjukan reaksi negatif terhadap kehamilan. Jadi antioxidant boleh digunakan selama hamil alias aman.

Sunscreen

Hanya karena kita sedang hamil, bukan berarti kita tidak boleh aktivitas diluar ruangan ya. Tapi, nanti kena sinar matahari? Boleh pake sunscreen gitu? Jawabannya boleh. Karena seperti antioxidant, belum ada penelitian yang menunjukan bahwa penggunaan sunscreen selama hamil beresiko terhadap kehamilan. Namun jika ingin lebih yakin dan lebih aman, bisa memilih sunscreen yang physical sunscreen/mineral sunscreen yang mempunyai kandungan titanium dioxide atau zinc oxide. Physical sunscreen ini lebih less irritating dibanding chemical sunscreen, jadi bisa dijadikan pilihan karena kulit ibu hamil biasanya cenderung lebih mudah iritasi.

Bagaimana dengan penggunaan oil?

Terkadang banyak ibu hamil yang mengeluhkan kulitnya menjadi lebih kering, terutama di bagian-bagian tubuh seperti pinggang, paha, dada, dan bagian tubuh tersebut rentan sekali mengalami striae. By the way, penyebab striae ini bukan karena kulit yang digaruk loh ya. Tetapi akibat dari peregangan kulit yang mencapai batas maksimal. Kulit kita memiliki keelastisitisan yang berbeda. Nah untuk menjaga ke-elastis-an dan kelembaban kulit, langkah yang paling tepat adalah penggunaan oil.

Namun ternyata, ada beberapa kandungan oil yang sebaiknya dihindari karena memiliki resiko terhadap kehamilan. Berikut ini diantaranya:

Serem ya ternyata. Tapi tenang saja karena masih banyak alternatif bahan oil lainnya yang aman digunakan, diantaranya: peppermint, spearmint, olive oil, ylang-ylang, tea tree oil, citrus oil, chamomile, dan black pepper oil.

Oh ya, produk body oil yang saat ini masih jadi kontroversi untuk saya pribadi adalah Bio Oil. Produk tersebut meng-claim aman untuk ibu hamil. Tetapi saat beli dan lihat komposisinya, disana terdapat kandungan vitamin A yaitu retinyl palmitate dan salah satu bahan oil yang berbahaya yaitu rosemary oil.

Namun saya pun mendapatkan informasi dari mommiesdaily kurang lebihnya seperti ini (baca disini)

Menurut pernyataan diatas, sudah jelas dong ya kalau Bio Oil ini aman digunakan untuk ibu hamil. Tapi segala keputusan kembali lagi kepada pribadi masing-masing ya. Saya pribadi sih karena tetap takut, jadi lebih memilih tidak menggunakannya dulu meskipun sebenarnya saya suka banget sama wanginya Bio Oil ini. Demi keselamatan anak pertama, lebih baik ditahan dulu saja dan memilih menggunakan produk lain. Mungkin bio oil ini akan saya gunakan nanti setelah bayi lahir atau saat masa-masa postpartum.

----------

Source:

https://www.babycenter.in/x25011555/is-it-safe-to-use-skin-lightening-products-during-pregnancy

https://www.babycenter.com/0_safe-skin-care-during-pregnancy_1490031.bc

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3114665/

http://mommiesdaily.com/2014/01/30/penggunaan-skincare-dan-kosmetik-saat-hamil/2/

http://mommiesdaily.com/2014/11/21/bio-oil-dan-kandungan-yang-sensitif/

https://youtu.be/f8LGXWE_WPI

This year is full of surprise! Alhamdulillah wasyukurillah. Tanggal 06 Juli 2017 kemarin jadi tanggal yang berkesan bagi saya, suami dan seluruh anggota keluarga. Setelah 3 bulan menikah, alhamdulillah akhirnya saya diberi kepercayaan oleh Allah SWT untuk mengandung. Hal ini benar-benar menjadi suatu hal yang paling saya syukuri sekali, karena rasanya fungsi saya menjadi seorang wanita hampir lengkap (lengkapnya setelah melahirkan, dan sempurna nya jika sudah merawat dan mendidik anak dengan baik, -versi saya ya,hehe).

Kali ini saya ingin berbagi kebahagiaan saya saat pertama kali mengetahui bahwa saya positif hamil. Ini adalah salah satu alasan ke-vakum-an blog saya selama 3 bulan terakhir ini ya. Karena waktu itu saya boro-boro buka blog, untuk kegiatan sehari-hari saja malasnya minta ampun. Selain itu, saya juga merasa masih ragu untuk share di blog, merasa terlalu awal aja gitu hehe. Sekarang usia kehamilan saya udah masuk ke trimester 2, yaitu 18 weeks. Cerita ini juga saya dedikasikan untuk anak saya nanti, inginnya setelah besar nanti dia baca catatan kecil saya ini agar dia tahu betapa bahagianya kami mendapatkan malaikat kecil kami :")

Juli 2017

Cerita awal mengetahui saya positif hamil ini dimulai pada pagi hari saat saya bangun tidur. Tiba-tiba saya ingin langsung melakukan test pack pada saat buang air kecil pertama saya. Jadi memang pada malam harinya, mama mertua saya bertanya apakah saya sudah haid atau belum? Saya jawab belum, tapi saya tidak punya feeling apapun karena memang siklus haid saya yang kadang kacau tapi kadang teratur juga. Jika dilihat dari siklus 2 bulan terakhir, seharusnya saya sudah haid setidaknya pada tanggal 4 Juli. Tapi karena kadang suka datengnya ngaret, saya jadi gak curiga kalau saya ini sudah telat haid. Lalu pada saat saya tidur, entah kenapa saya bermimpi bahwa saya sedang melakukan test urin. Jadilah pas bangun merasa tiba-tiba terpanggil untuk melakukan test pada saat itu juga.

Selama 3 bulan terakhir ini, saya sering melakukan test pack dan hasilnya selalu negatif, mungkin memang belum diberi kepercayaan dari Allah SWT sih ya. Tapi entah kenapa ada saja rasa kecewa muncul. Terakhir saya test pack pun sebenarnya sekitar 1 minggu yang lalu, tapi terjadi kesalahan saat saya mencelupkan test pack nya. Karena tangan saya dalam kondisi basah-berair, tetesan airnya jatuh ke bagian pembacaan hasil tepat pas tempat seharusnya garis positif muncul. Ketika dilihat, saya cuma bilang "yaaah...netes...basah deh. Ini hasilnya postif gak ya?" udah gitu bukannya ngulang test, malah saya buang karena ngerasa bakalan negatif aja, haha. Habisnya rasanya ada rasa kecewa aja tiap kali baca hasil negatif, makanya saya pada saat itu tidak berharap terlalu banyak.

Balik lagi ke pagi tanggal 6 Juli, saat itu saya langsung tampung urin tengah saya di bekas aqua gelas, celup, tunggu, dan baca. "Ya Allah...ini nyata apa mimpi? Strip-nya dua! Artinya? Aku hamil? Ya Allah, alhamdulillah ya Allah.." sontak saat itu juga saya nangis sendirian di kamar mandi, nangis haru! Bener-bener bahagia yang gak bisa dideskripsikan dengan kata-kata, seriously!

Habis itu saya langsung ambil air wudhu dan langsung shalat Shubuh. Tidak lupa saya mengucap syukur sekali kepada Allah SWT, sampe saya nangis-nangis terus. Akhirnya saya keingetan belum ngasih tau suami. Saya bingung mau ngasih taunya dengan cara seperti apa. Akhirnya saya mengurungkan niat untuk memberitahu secara langsung pada saat itu dan menunda untuk memberitahu suami pada saat dia pulang kerja.

Pagi itu saya sangat berbunga-bunga bahagia, suami saya sampe keheranan sendiri ngeliat saya senyum-sumringah tidak seperti biasanya. Tapi dia gak nanya kenapa, hehe. Jam 8 pagi suami saya berangkat kerja. Hal pertama yang saya lakukan adalah menelepon mama saya. Mama jadi orang pertama yang saya kasih kabar gembira ini tentunya. Sambil nangis-nangis bombay gitu deh pokoknya. Saya juga titip pesan ke mamah supaya jangan dulu ngehubungi a gilang karena saya belum bilang apa-apa. Setelah panjang lebar dapat wejangan dari ibunda tercinta, saya kembali memikirkan mau gimana nanti cara ngasih tau suami saya. Lalu saya hubungi de dini, minta bantuan untuk bikin surprise kecil-kecilan untuk suami dan mama papa mertua. 

Singkat cerita, kami akhirnya beli perintilan-perintilan perlengkapan bayi gitu, lalu saya hias di box dan seperti inilah hasilnya kurang lebih.
Karena rumah saya bertetanggaan dengan rumah mertua, saya berpikir untuk ngasih surprise di rumah mertua saja. Jam setengah 3 sore saya sudah stand by di rumah mamah karena biasanya suami saya pulang sekitar jam 3 kurang lebihnya. Seperti biasa saya ngobrol ngaler ngidul dulu sebelum akhirnya suami saya datang telat (jam setengah 5 baru pulang -,-) lalu saya cepat panggil saja biar mampir dulu di rumah mama. Diam-diam saya pergi ke rumah dulu untuk bawa box ini lalu dengan hati yang dag dig dug saya kasih ke suami saya di depan keluarga suami.

Ketika dibuka........suami saya gak ngerti apa artinya, mama papa juga bertanya-tanya "apaan sih apaan pingin tau nih", adik ipar saya cuman cengar cengir--yang saya pikir dia sudah tau dari de dini tapi ternyata belum--aja. Setelah beberapa lama, suami saya menatap saya "ayang hamil?" saya jawab "hehe, iya :)"

Suami saya langsung sujud syukur, salim sama mama papa dan akhirnya meluk saya. Yang saya sangat gak nyangka adalah respon dari papa mertua. Beliau nangis! Ya Allah, baru pertama kali saya lihat beliau yang super tegar, nangis terharu! Sampai semua keluarga pun gak menyangka pas lihat papa nangis, bener-bener sesuatu yang.....wow, saya aja ampe merinding dan merasa gak bisa melupakan momen saat itu :')

Awal mula emesis

Masih di bulan Juli, sebenarnya saat saya mengetahui positif hamil, saya tidak merasakan keluhan apapun seperti mual, muntah, pusing, dll. Justru saat itu saya malah merasa mudah lapar. Like....baru 2 jam yang lalu saya makan, sudah lapar lagi yang kaya gak makan 2 minggu! Saya lantas bersyukur karena tidak mengalami hal-hal seperti kebanyakan ibu hamil pada umumnya--sampai akhirnya tiba. Suatu pagi ketika bangun, saya merasa mual, enek, pingin muntah, pusing, segala kerasa sampe saya nangis seharian itu. Saya sangat ingat itu hari Jumat. Mama mertua saya lantas menyalahkan kami karena tepat malam harinya kami habis nonton film Spiderman: Home Coming di bioskop, dan mengambil jam midnight. "Pasti ini mah masuk angin!" ucap mama mertuaku.

Sampai akhirnya saya gak kuat menahan keluhan yang saya rasakan, ditambah lagi rumah tetangga sebelah sedang di renovasi dan sangat berisik sekali, saat itu emosi saya tiba-tiba naik turun. Ingin marah, nangis, sedih, segala macem! Saya nyerah. Saya ingin pulang ke rumah mama saya :( Akhirnya kami memutuskan tinggal sementara waktu di rumah mama saya di Cihaurbeuti.

Kurang lebih selama hampir 2 bulan saya mengalami emesis serta perubahan emosi yang sangat fluktuatif. Serius. Saya jadi lebih sensitif banget. Dikit-dikit nangis, gampang kepancing emosi, sakit hati, lebih perasa. Belum lagi muntah-muntah yang dirasakan hampir sepanjang hari. Jujur aja, cape. Tapi saya selalu inget ini semua saya anggap pengorbanan saya untuk buah hati tercinta. Kadang malam-malam suka tiba-tiba nangis ingat mama, dulu mama kaya gini juga bahkan lebih parah karena kudu sambil kerja jadi bidan desa. Sedih deh pokoknya kalo inget masa-masa itu :')

Tinggal di rumah mama sendiri memang ngasih energi lebih untuk saya ketimbang diam di rumah sendiri. Entah kenapa saya waktu itu anti banget deh masuk ke dapur. Tiap diem di dapur saya muntah-muntah. Kebayang kan kalo saya di rumah sendiri, saya jadi gak bisa melayani suami. Gak bisa masakin, pokoknya jadi gak bisa ngapa-ngapain. Beda kalo di rumah mama, saya tinggal makan dan bobo cantik aja, gak punya beban sendiri, poin plusnya saya jadi bisa makan lumayan banyak. Ditambah lagi karena di rumah mama banyak orang dan banyak yang mengalami emesis ketika hamil dulunya. Saya jadi bisa sharing dan percayalah, it's very-very-very helpfull! Rasanya kaya ada teman senasib aja gitu, ada yang sama-sama merasakan apa yang sedang dirasakan oleh saya sekarang. Sementara itu kalo saya tinggal di rumah, gak ada siapa-siapa. Siangnya saya ditinggal suami kerja. Saya jadi banyak melamun dan akhirnya nangis lagi. Bener-bener lebay deh haha.

"Kan tetanggaan sama mertua?"
FYI, mama mertua dulu ketika hamil gak ngalamin yang namanya emesis. Jadi kadang beliau pun bingung harus gimana. Iya memang sih kadang tiap jadwalnya makan dikirimin masakan sama mama, mama juga care banget, tapi jujur saja, rasanya beda dengan saat saya ada di rumah mama sendiri. Terlebih lagi karena memang saat itu psikologis saya benar-benar kena dampak si hormon kehamilan ini, saya jadi merasa mama mertua saya enggak ngerasain apa yang saya rasakan saat itu karena dulunya mama mertua saya gak mengalami emesis. Huhu, maafkan saya ya ma :( I feel bad. Selain itu, dikasih wejangan penyemangat pun rasanya udah gak ngaruh. Bukannya jadi makin kuat, saya malah nangis. Saya ingat banget kalo saat itu rasanya saya gak butuh kalimat-kalimat penyemangat. Saya justru lebih lega hanya dengan didengarkan. Iya, cukup dengan orang lain ngedengerin keluhan kita dan mereka enggak usah ngomong apa-apa, cukup dengan saling merasakan soal keluhan yang sama, I feel more better!

(Baca: [Beauty Tips] Teliti Memilih Produk Skincare Selama Hamil)

Akhir masa emesis

Masuk bulan September, emesis saya mulai berkurang. Kadang hanya terasa di pagi hari saat bangun tidur saja atau saat saya mencium aroma-aroma yang tidak enak, atau bahkan dalam sehari tidak muntah sama sekali. Sampai pada akhirnya saya ikut pergi ke Banten untuk menghadiri acara pernikahan sepupu suami saya. Alhamdulillah, janin saya kuat. Benar-benar tidak manja selama di perjalanan. Tapi memang pas sehari setelah pulang, saya merasakan perut saya sedikit tegang seperti ada kontraksi. Mama saya bilang mungkin karena kecapean. Saya tentu saja panik! Tapi selalu ingat berdoa kepada Allah minta dikuatkan. Dengan istirahat seharian, kontraksi itu tidak pernah saya rasakan lagi.

Oktober 2017

Alhamdulillah minggu ini sudah masuk 18 minggu, dan keluhan-keluhan sebelumnya yang saya rasakan benar-benar telah hilang begitu saja. Saya sangat senang sekali! Saya sudah bisa beraktivitas secara normal lagi. Sudah bisa masak lagi. Pokoknya lagi enak-enaknya banget! Hanya satu aja sih keluhan yang sering saya rasakan: sakit pinggang. Iya, saya gampang banget sakit pinggang. Kaya kalo udah kambuh, sakit banget macam kaku pinggang. Tapi saya gak ambil pusing. Selama kondisi kehamilan saya sehat, saya merasa tenang.

By the way, tanggal 7 Oktober 2017 kami akhirnya mengadakan tasyakuran 4 bulanan untuk janin kami. Alhamdulillah. Sehat terus ya nak :)

P.s. 2 hari ini saya sudah merasakan gerakan bayi di perut saya, aktif banget! Seneng deh :)