Cerita Lebaran Asyik Keluarga Bidan
1:41:00 PM
Assalamualaikum..
Jumat berkah, udah masuk akhir minggu sekaligus ujung bulan
Juli. Tidak terasa ya. Rasanya baru kemarin merayakan Hari Raya Idul Fitri
bersama keluarga. Lebaran tahun ini menjadi lebaran yang sangat berkesan bagi aku
dan keluargaku. Kenapa? Karena selain aku punya acara tunangan, di lebaran
tahun ini juga untuk pertama kalinya lagi keluarga dari mamaku berkumpul
lengkap.
Jadi, mamaku adalah putri ke 4 dari 4 bersaudara
(bungsu). Nah karena uwa pertama dan
mamaku tinggal menetap di kampung halaman, kita gak pernah ngerasain gimana
pusingnya mudik lebaran. Lalu uwa ke-2 ku tinggal di Bandung dan beliau memang
setiap lebaran akan pulang ke Ciamis. Sedangkan uwa yang ke-3, beliau tinggal
di Kuala Tungkal, Jambi, karena tugas dinas dan sudah menetap belasan tahun
disana. Nah yang di Jambi ini nih yang sangat jarang pulang ke Ciamis kalo
lebaran. Terakhir mereka mudik adalah waktu kakekku meninggal (sekitar 2 tahun
yang lalu) dan itu bukan dalam momen Hari Raya.
Tapi meskipun keluargaku yang dari Jambi itu jarang mudik,
kami selalu tetap menjaga tali silaturahmi semampu yang bisa kita lakukan. Misalnya,
dengan komunikasi via telepon, whatsapp atau line, atau bahkan kita kadang
ber-skype. Karena teknologi semakin kesini semakin canggih, sehingga aktivitas
silaturahmi yang berkendala jarak pun bisa diatasi. Ya asal kenceng aja sinyal
internetnya, wkwk.
Ngomong-ngomong soal keluarga, ada fakta unik yang
sebenernya hal ini tidak sengaja terjadi pada keluargaku. Jadi, hampir setiap cucu
nenek ini berprofesi sebagai bidan, khususnya keluarga mamaku. Pertama di
keluargaku ini yang jadi bidan adalah mamaku. Lalu teh Dewi, sepupuku dari uwa
yang pertama. Dia sekarang sudah menjadi bidan PTT sebagai bidan
desa. Disusul oleh sepupuku yang dari Jambi; teh Nunur, yang kemudian juga
disekolahkan ke kebidanan oleh ibunya. 2 tahun kemudian, aku sebagai putri ke-2
dari mama, karena waktu itu gagal seleksi SNMPTN maka mamaku menyekolahkanku
untuk menjadi bidan. Selang 1 tahun setelah aku masuk kuliah bidan, kakakku
memutuskan untuk menikahi juga seorang bidan. Entah gimana ceritanya tapi
serius, ini benar-benar terjadi diluar rencana kami. Lucu juga sih :)))
Sedikit ceritaku waktu lebaran, sebetulnya pas hari H tidak seperti lebaran pada biasanya. Shalat Ied? Iya. Maaf-maafan? Jelas. Ketupat sayur? Alhamdulillah ada. Lalu apa yang beda? Jadi, biasanya setelah shalat Ied dan bermaafan,
aku dan keluargaku selalu bersilaturahmi ke sanak saudara yang masih ada, dan
sepanjang hari kita habiskan untuk berkumpul bersama di rumah Nenek. Tapi tidak
untuk lebaran kali ini, kenapa? Karena adanya pasien inpartu (re: pasien yang
mau melahirkan) datang ke rumah tepat sebelum aku dan mamaku sedang siap-siap
untuk shalat Ied ke mesjid (sekitar pukul 05.30), karena kebetulan mamaku buka
praktik di rumah.
Beruntung punya keluarga semua berprofesi bidan, jadinya
kami gantian untuk observasi pasien tersebut. Kakak iparku, teh Indah, karena
dia tidak ikut shalat Ied dikarenakan suatu halangan, jadi dia ditugaskan untuk
pertama nungguin pasien. Setelah shalat Ied, karena setelah diperiksa masih ada
waktu ke proses persalinan, kami tinggalkan dulu pasien untuk silaturahmi ke
rumah nenek. Tidak lama di rumah nenek, sekitar 3-4 jam kemudian, pasien nelpon
mamaku. Akhirnya karena di rumah nenek benar-benar lagi ngumpul, aku dan teh
Nunur berangkat kembali ke rumahku untuk bantu proses persalinan. Finally, bayi
lahir sekitar pukul 14.00 dan pada akhirnya aku melewatkan momen ngumpul bareng
keluarga besar, dan juga melewatkan bersilaturahmi dengan keluarga dari papah
pada hari H lebaran.
Terkadang suka ngedumel sendiri sih kalo pasien lahiran
datang di waktu yang penting kaya gini. Tapi aku suka cepet-cepet inget, segala
hal pun harus diikhlaskan. Karena mau bagaimana pun yang ngasih waktu untuk seorang
bayi lahir tidak lain dan tidak bukan adalah Allah SWT, bukan atas kemauan
pasien itu sendiri. Dan lagi, kita disini sifatnya juga menolong orang.
Membantu seorang ibu yang akan melahirkan bayinya. Gak punya rasa kemanusiaan
juga kan kalo ceritanya bidan gak mau bantu proses persalinan dikarenakan lagi
ngumpul bareng keluarga besar. Jadi menurutku, menolong persalinan bagi seorang
bidan itu bukan hanya sekedar kewajiban, tapi lebih dari itu. Melibatkan rasa
sosial, kemanusiaan dan masih banyak lagi. Well, I do very love my job!
Oiya, banyak temenku sering nanya, kenapa aku lebih seneng
bilang ibu itu pasien ketimbang klien?
Aku ingat kata salah satu dokter di RSUD Cianjur, pasien itu
adalah kata serapan dari bahasa Inggris; patience. Patience sendiri memiliki
arti sabar, dan kebanyakan orang sakit mereka memiliki rasa sabar. Sabar dalam
menghadapi penyakitnya, sabar untuk tidak bosannya terus berobat, termasuk juga
sabar dalam menghadapi persalinan.
Beruntung, aku mengadakan acara tunangan di momen lebaran
taun ini. Karena di acaraku ini akhirnya kami keluarga besar pun bisa berkumpul
kembali. Pokoknya selalu ada hikmah di balik peristiwa. Karena waktu hari H
lebaran gak sempet foto-foto, jadinya kami baru ngambil foto di H+3 lebaran,
pas waktu acara tunanganku.
nenekku dengan anak-anaknya |
cucu-cucu nenek yang cantik. yang gantengnya gak ada fotonya -_- |
Begitulah CERIA punyaku. (re: Cerita Lebaran Asyik)
Well, aku mau ngasih info event untuk para Hijaber. Jadi, untuk merayakan Hari Hijaber Nasional, Diaryhijaber mengadakan acara tausiyah, talkshow, fashionshow bahkan lomba dan bazar. Detail acaranya sebagai berikut;
- Nama acara : Hari Hijaber Nasional
- Tanggal: 07 Agustus 2016 - 08 Agustus 2016
- Tempat : Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat
Wah, seru yah. Sayang rumahku bukan di Jakarta -_-. Untuk kalian yang berada di daerah Jakarta dan sekitarnya, bisa langsung dateng ke tempat acara pada tanggal 7-8 Agustus 2016. Dateng ya temen-temen! Free Entry loh!
Love,
6 komentar
Lebaran selalu punya cerita ya, mba :)
ReplyDeleteMmh liat foto-fotonya eh cantik-cantik :)
Iya mba, selalu ambil sisi positifnya aja dari semua kejadian. hehe
Deletemakasih sudah mampir disini :)
Seru banget pengalamannya :D , asik ya kayaknya jadi bidan. Aku juga kepengen tapi takut darah. Bayangin proses ngelahirinnya aja nggak shanggup :(
ReplyDeleteSkilled-daydreamer.blogspot.co.id
hi Rinda. Aku juga dulu takut darah, kalo liat yang berdarah2 gitu suka pusing. Tapi karena dibiasain berani dan dituntut juga sebenernya, sekarang udah gak pernah pusing2 lagi. Semuanya juga ada prosesnya :D
Deletemakasih udah mampir ya :)
http://sisisusu260.blogspot.com/2017/10/tidak-ada-pasangan-yang-ingin-menjalani.html
ReplyDeletehttp://sisisusu260.blogspot.com/2017/10/penganiayaan-cinta-tertolak.html
http://sisisusu260.blogspot.com/2017/10/kecelakaan-tragis.html
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At Dominovip.com ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
- Skype : Vip_Domino
- WHATSAPP : +62813-2938-6562
- LINE : VIPDOMINO99
- No Hp : +855-8173-4523
wah seru banget kak baca ceritanya
ReplyDeleteemina cosmetics